Kamis, 05 September 2013

Ghibah Pasangan di Facebook




Ghibah Pasangan di Facebook
Oleh: Muhammad Harist Al-Muhasibiy (Ibnu Rimba Abifiyah)

Ikhwan wa Akhwat Fillah Rakhimakhumullahu,
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwasanya penemuan teknologi informatika memberikan dampak ganda dimana ibarat dua mata uang yang akan selalu tetap hadir diantara dua sisinya. Tak terkecuali dengan teknologi Informatika yang telah membawa berkah dan manfaat yang tak terhingga bagi umat manusia. Berkat kecanggihan teknologi tersebut, kita bisa berbincang-bincang "face to face" dengan orang yang ada di benua lain. Kita juga bisa bepergian ke sebuah tempat yang jaraknya ribuan mil, hanya dalam waktu yang relatif sangat singkat.
Namun pada sisi lainnya, teknologi Informatika ternyata bisa juga menjadi perangkap bagi umat manusia dan berpengaruh negatif bagi keberlansungan suatu komunikasi. Salah satu contoh teknologi Informatika yang paling dekat dengan kita adalah Jembatan Jejaring Sosial seperti Facebook dan sebagainya. Tanpa kita sadari setiap aktivitas kita tidak luput dari keberadaan untuk bisa berkomunikasi lewat jejaring sosial. Mulai dari membuat status, menambahkan pertemanan, memperlihatkan photo pribadi/saudara yang tanpa menutupi aurat bahkan sampai kepada intensitas chatting, semua itu dilakukan dalam Jejaring Sosial. Pemanfaatan Jejaring Sosial tersebut apabila hanya dilakukan sebatas memberikan informasi yang bersifat umum dan dapat dipertanggung jawabkan tentu tidak terlalu bermasalah baik terhadap dirinya maupun orang lain. Akan tetapi apabila Jejaring Sosial tersebut juga digunakan untuk memberikan kepada orang lain akses informasi terhadap hal yang Khusus tentu ini harus menjadi fokus perhatian yang akan dibicarakan.
Setiap hari, tanpa kita sadari, kita ternyata telah merajut jalan menuju neraka melalui Facebook. Tidak percaya? Mari kita lihat status-status yang pernah kita tulis. Apakah dalam status-status tersebut kita pernah menyakiti orang lain, pernah membicarakan aib orang lain? Apakah dalam status-status tersebut kita pernah riya, memamerkan ibadah atau sesuatu yang kita miliki kepada orang lain? Jika iya, maka itu berarti kita telah merajut jalan ke neraka, membangun rumah di dalamnya.
Yang lebih ironis lagi, kita sering menemukan status-status yang sebenarnya sangat pribadi dan tidak boleh diceritakan kepada orang lain. Contohnya adalah status yang berkaitan dengan problem rumah tangga. Ketika ada masalah dengan suami, misalnya, seorang istri terkadang langsung curhat melalui Facebook. Bahkan ada yang sampai bertengkar di Facebook.
Padahal Islam secara tegas telah memperintahkan agar kita selalu menutupi aib orang lain, termasuk aib pasangan kita.
Allah Swt. telah berfirman, "…mereka (istri) adalah pakaian bagimu, dan kamu pun (suami) adalah pakaian bagi mereka." (Qs. al-Baqarah: 187)
Dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa suami adalah pakaian bagi istrinya, sementara istri adalah pakaian bagi suaminya. Artinya, masing-masing pihak (suami atau istri) harus berusaha menutupi aib pasangannya dan tidak mengungkapkannya kepada orang lain, termasuk keluarga sendiri. Karena fungsi dari pakaian adalah untuk menutupi aurat (aib).
Di sisi lain, pakaian juga berfungsi sebagai perhiasan bagi yang memakainya. Untuk itu, seorang suami atau istri hendaknya juga menjadi penghias bagi pasangannya. Caranya adalah dengan menampakkan atau menceritakan hal-hal yang indah dari keluarganya atau pasangannya, dan bukan sebaliknya.

Ikhwan wa Akhwat Fillah Rakhimakhumullahu,
Manusia hakikatnya tidak ada yang sempurna. Begitupun dalam keseharian dalam berumahtangga, pastilah banyak kekurangan disana sini. Ketika seseorang telah menikah, maka isteri dan suami telah menjadi satu bagian. Mereka bagaikan pakaian bagi satu sama lain. Dan fungsi utama pakaian adalah menutup aurat. Artinya, masing-masing suami istri harus berusaha menutupi aib pasangannya, dan pantang mengungkapkannya kepada orang lain, meski keluarga sendiri.
yang kita jumpai realita menyedihkan diatas dimana masih banyak suami/Istri yang bergunjing membicarakan aib cacat atau cela yg ada pada pasangan mereka tanpa sungkan dan canggung.
Pernahkah kita sejenak mengingat pesan Rasulullah SAW, berikut ini, “Dari Abu Sa’id al-Kudriy, IA berkata, Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya di Hari kiamat adalah seorang laki-laki (suami) yang bercampur (bersetubuh) dengan isterinya, kemudian membeberkan rahasia (isteri)-nya tersebut .” (HR. Muslim)
Manusia penuh dengan kekhilafan, begitupun pasangan kita. Sebaik-baiknya manusia, pastilah mempunyai kekurangan, aib, cacat dan cela. Akan lebih baik jika kita menyimpan rapat rapat semua itu, dan menyibukkan diri untuk memeriksa dan menghitung dan memperbaiki aib kita sendiri. Insyaallahu hal itu sudah menghabiskan waktu tanpa sempat memikirkan dan mencari tahu apalagi membeberkan kekurangannya. Lagi pula orang yang suka mencari-cari kesalahan orang lain untuk dikupas dan dibicarakan atau diceritakan di hadapan manusia lainnya maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membalas dengan membuka aib nya kelak di hari saat hisab tiba .
Dengan demikian sudah menjadi keharusan bagi tiap pasangan untuk senantiasa menjaga apa yang menjadi aib pada rumah tangganya sendiri, terlebih lagi apabila aib tersebut dibicarakan dalam Jejaring Sosial, jika dirasakan perkara/masalah yang terdapat dalam Rumah Tangganya memang tidak dapat diselesaikan secara pribadi, maka yang layak dimintai bantuan untuk menyelesaikannya adalah Keluarga dalam hal ini orang tuanya dan orang yang berilmu.
Wallahu “alam bi Asshawab.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar